Akhirnya Smartfren Meminta Maaf





- Sikap diam PT Smartfren Telecom tak dipertahankan lagi mengingat keluhan masyarakat yang kian membuncah akibat gangguan jaringan Smartfren. Dan akhirnya, Smartfren sebagai penyedia layanan telekomunikasi berbasis teknologiCDMA, menjelaskan bahwa mereka sedang mengalami gangguan layanan dikarenakan putusnya kabel submarine oleh jangkar kapal minyak di antara pulau Bangka dan Pulau Batam pada hari Sabtu, 23 Maret 2013.

Menurut Direktur Smartfren, Merza Fachys, jaringan ini merupakan rute utama jaringan internet Smartfren menuju Singapura sebelum internet global. Saat itu, layanan internet masih dapat berjalan melalui jaringan backup trans Sumatra di dua sisi, yaitu jalur timur dan barat. Namun beberapa jam kemudian, kabel jalur timur terputus karena adanya tanah longsor di sekitar Palembang dan jalur barat juga terputus karena adanya konstruksi oleh pihak lain. Dengan kejadian ini, Smartfren hanya mampu melayani data dengan kapasitas sekitar 10% dari normal kapasitasnya, mengakibatkan penurunan layanan terhadap pelanggan data, tetapi layanan telepon, SMS dan Blackberry masih dapat berjalan normal.

"Saat ini team Smartfren terus berupaya keras untuk mengembalikan kapasitas jaringan, diharapkan adanya tambahan jaringan pihak ketiga dapat memenuhi 50% dari kapasitas dan dapat segera beroperasi hari ini. Begitu juga satu jalur Sumatra yang putus, dapat kembali beroperasi malam ini. Kami meminta maaf atas gangguan layanan yang terjadi. Namun kami senantiasa berkomitmen untuk terus memberikan layanan yang cepat, berkualitas terbaik dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia, jelas Merza.

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal Indonesian Telecommunications Users Group (IDTUG) Muhammad Jumadi menyesalkan sikap pemerintah yang diam saja menyikapi jaringan SmartFren yang tumbang sejak minggu lalu. Padahal, sejak minggu lalu, keluhan mengenai jaringan SmartFren sudah ramai di jejaring sosial seperti halaman FaceBook operator tersebut.

"Matinya jaringan SmartFren kalau kita baca di jejaring sosial terjadi sejak minggu lalu. Harusnya pemerintah dan regulator segera memanggil mereka, memberikan sanksi atau apa, sebab sudah berhari-hari," kata Jumadi.

Ditambahkan Jumadi, keluhan masyarakat juga tidak mendapatkan informasi yang memadai dari pihak operator. Harusnya, pihak SmartFren menjelaskan kepada masyarakat, apa yang terjadi, berapa hari akan di atasi dan apa kompensasi bagi pengguna. "Jangan gencar saja marketing, jualan tapi after sales service tidak dijaga," tandas Jumadi.

Jumadi juga menyesalkan kenapa informasi mengenai SmartFren disampaikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, melalui akun Twitter nya. "Penjelasan itu sebaiknya disampaikan Juru Bicara SmartFren., Pak Menteri kan mewakili pemerintah bukan operator. Kalau soal sanksi, baru Pak Menteri atau bRTI yang bicara," tegas Jumadi. Diingatkan oleh Jumadi yang aktif dalam tim penyusunan aturan Kualitas Layanan ini, jika ada masalah jaringan, operator dituntut cepat menyelesaikan, bahkan dalam waktu 24 jam.

"Ini sudah lebih 24 jam, sehingga QoS mereka sudah tidak terpenuhi. Pemerintah dan BRTI harus adil, dulu saat Telkomsel tumbang lebih dari 24 jam dipanggil dan diberikan sanksi, sekarang kok berbeda. Ada apa ini?" tanya Jumadi yang aktif di International Telecommunications Users group (INTUG) ini.

Follow On Twitter